Selasa, 31 Mei 2016

MATERI PEMBELAJARAN
Menanggapi Pembacaan Penggalan Novel
          Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh problematika kehidupan seseorang atau beberapa tokoh. Novel menceritakan suatu kejadian luar biasa dari kehidupan tokoh. Dikatakan luar biasa karena dari kejadian itu, lahir suatu konflik atau pertikaian yang menimbulkan pergolakan jiwa para tokohnya sehingga mengubah jalan hidup mereka. Dalam pembacaan novel, tanggapan berdasarkan dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan.
1.    Vokal
Vokal berkaitan dengan suara, artinya kejelasan pengucapan bunyi atau suara yang dikeluarkan oleh alat ucap kita. Keras tidaknya suara yang kita keluarkan harus disesuaikan dengan jumlah pendengar dan luas sempitnya ruangan. Terpenting suara pembaca harus dapat  didengar oleh seluruh pendengar, terutama pendengar yang berada paling belakang.
2.    Intonasi
Intonasi adalah lagu kalimat, yaitu ketepatan penyajian berkaitan dengan tinggi rendahnya bunyi (nada), jeda atau pemberhentian sesaat juga termasuk dalam intonasi ini. Di samping itu, irama dan nada pembacaan juga harus disesuaikan dengan suasana atau isi cerita. Intonsi memiliki peran penting dalam pembacaan novel karena dengan pembacaan intonasi yang tepat akan memperjelas informasi kepada pendengarnya.
3.    Penghayatan
Penghayatan dalam pembacaan novel dapat diartikan penyatuan diri atau pengalaman batin terhadap tema yang diangkat dalam novel tersebut. Penghayatan terhadap novel membutuhkan pemahaman secara utuh, artinya apakah pembaca sudah mampu mengangkat permasalahan novel tersebut pada saat ia membaca. Jadi, seorang pembaca harus benar-benar dapat menjiwai, menghayati setiap kata, kalimat, dan cerita sehingga pendengar dapat terpancing emosinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menanggapi pembacaan novel, yaitu:
1.    Kejelasan pembaca dalam pengucapan vokal, konsonan, dan bentukan frasa;
2.  Penghayatan pembaca dalam membaca novel dengan memadukan antara gerak, kalimat, mimik yang wajar, tempo, nada, volume suara, dan kata-kata dengan penekanan ucapan;
3.  Memperhatikan nada pembaca dalam membaca novel, yaitu intonasi, lagu, dan tekanan kalimat serta ekspresi yang sesuai; dan
4. Pemahaman pembaca dalam membacakan penggalan novel sehingga maksud kalimat sesuai dengan apa yang ditangkap oleh pendengar.


DESAIN PEMBELAJARAN
Standar Kompetensi : 5. Memahami pembacaan novel
Kompetensi Dasar     : 5.1. Menanggapi pembacaan penggalan novel dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan
A.  Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
·      Apersepsi
1.    Guru memberi salam dan memeriksa kehadiran peserta didik.
2.    Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
3.    Guru menyampaikan kepada peserta didik tujuan pembelajaran.
·      Motivasi
1.    Guru membacakan penggalan sebuah novel yang bagus untuk dibacakan.
Kegiatan Inti
·      Eksplorasi
1.    Guru mengajak siswa untuk memahami novel yang indah untuk dibacakan, asalkan dengan vokal, intonasi, dan penghayatan yang sesuai.
·      Elaborasi
1.    Guru menunjuk salah siswa membacakan penggalan novel yang sudah disediakan. Siswa diminta untuk memberikan tanggapan atas unjuk kemampuan siswa yang dijadikan model. Tanggapan diarahkan pada vokal, intonasi, dan penghayatan.
2.    Guru memberikan ulasan dan penekanan pada hal-hal yang harus dicontoh dari model.
3.    Guru menunjuk salah siswa yang dianggap menguasai materi tersebut untuk membacakan penggalan novel di depan kelas dan siswa lainnya memberikan tanggapan.
4.    Guru membuat bola dari kertas, bola dilempar ke siswa dengan diiringi nyanyian.
5.    Guru mengarahkan siswa yang mendapatkan bola untuk menyampaikan pendapatnya atas penampilan siswa tersebut.
6.    Siswa yang telah menyampaikan pendapat/ide, melemparkan bola ke siswa yang lain, dan begitu seterusnya.
·      Konfirmasi
1.    Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
2.    Guru memfasilitaskan peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna.
3.    Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten.
Kegiatan Penutup
1.    Guru dan peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada hari ini.
2.    Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya.
3.    Guru memberi salam.
B.  Media Pembelajaran
·         Model (siswa)

·         Permainan bola kertas diiringi nyanyian

MAKALAH
PERMASALAHAN DAN SOLUSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM KETERAMPILAN BERBICARA
disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran
Dosen Pembimbing  : Agus Riyanto, M.Pd.






Oleh
KARTIKA DEWI
(1513500067)




PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016

PRAKATA

Assalamualaikum wr. wb.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Penulis panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah swt. atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah “PERMASALAHAN DAN SOLUSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM KETERAMPILAN BERBICARA”. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad saw., kepada keluarga beliau dan para sahabat beliau.
Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa, seorang guru dituntut untuk teliti dalam memilih dan menerapkan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar disebabkan kurang hubungan komunikasi antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya sehingga proses interaksi menjadi vakum. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pengajaran sehingga dalam perbaikan proses pengajaran ini peranan guru sangat penting.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan baik mengenai  materi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi banyak pihak. Amiin.
Wassalamualaikum wr. wb.
Tegal, 10 Mei 2016


Penulis


DAFTAR ISI







BAB I PENDAHULUAN

Bahasa Indonesia merupakan salah satu cabang ilmu dalam ranah pendidikan, baik tingkat SD, SMP, SMA, maupun Perguruan Tinggi. Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa, seorang guru dituntut untuk teliti dalam memilih dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula dengan penggunaan media pembelajaran sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran. Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar disebabkan kurang hubungan komunikasi antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya sehingga proses interaksi menjadi vakum. Pemilihan media yang kurang tepat juga berakibat kurang minatnya siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Bahasa Indonesia terkadang merupakan pelajaran yang dianggap membosankan bagi beberapa siswa. Hal itu salah satunya karena pelajaran bahasa Indonesia lebih banyak menekankan pada teori dari pada praktiknya sendiri. Namun, kebanyakan siswa menganggap pelajaran bahasa Indonesia sebagai pelajaran yang menyenangkan, selain Bahasa Indonesia sendiri merupakan bahasa sehari-hari bangsa Indonesia juga pemahaman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia lebih mudah dari bahasa-bahasa lain di dunia.
a.    Apa pengertian pembelajaran keterampilan berbicara?
b.    Apa saja permasalahan dalam pembelajaran keterampilan berbicara?
c.    Bagaimana solusi dalam mengatasi permasalahan pembelajaran keterampilan berbicara?
a.  Mengetahui pengertian pembelajaran keterampilan berbicara?
b.  Mengetahui permasalahan dalam pembelajaran keterampilan berbicara?
c.  Mengetahui solusi dalam mengatasi permasalahan pembelajaran keterampilan berbicara?

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran diartikan sebagai proses belajar yang mempunyai aspek penting yaitu bagaimana siswa dapat aktif mempelajari materi pelajaran yang disajikan, sehingga dapat dikuasai dengan baik. Guru harus memahami dan mengetahui prinsip dan karakteristik siswa dalam belajarnya agar tujuannya dapat tercapai secara optimal. Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah secara langsung atau komunikasi tatap muka. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyian artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan pesan, pikiran, gagasan, dan perasaan. Jadi, pembelajaran keterampilan berbicara adalah proses belajar yang mempunyai aspek penting dalam berbicara sehingga siswa dapat mempelajari dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru.

2.2 Permasalahan dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Dalam pembelajaran keterampilan berbicara di SMA memiliki permasalahan, diantaranya adalah :
1.      Siswa tidak bersemangat atau tidak berminat dalam pembelajaran
Siswa tidak bersemangat atau tidak berminat dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif (tidak aktif), siswa mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia tidak ada niat, tidak ada gairah dan keseriusan. Jika guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan, siswa hanya diam, tidak ada yang menjawab atau merespon guru. Beberapa siswa menganggap pelajaran bahasa Indonesia membosankan, walaupun kebanyakan siswa menganggap pelajaran bahasa Indonesia itu menyenangkan. Hal ini biasanya berkaitan dengan bagaimana guru memakai metode, model, dan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaan di kelas.

2.      Kepercayaan diri siswa masih kurang
Kepercayaan diri siswa masih kurang dikarenakan oleh rasa malu dan takut salah dalam penyampaian suatu ide yang dianggapnya kurang memenuhi target. Hal itu sering terjadi apabila siswa kurang memahami topik/materi pembicaraan dan penguasaan materi. Begitu pula ketika siswa menyampaikan pendapatnya, tetapi dalam pengucapannya masih banyak kesalahan pengucapan baik itu mengulang kata yang sudah dikatakan dan hilangnya kosakata tertentu (gangguan berbahasa).

3.      Keterampilan berbicara siswa masih kurang
Keterampilan berbicara siswa masih kurang, siswa belum terampil dalam mengemukakan pendapat, ide dan pikiran baik melalui pertanyaan maupun dalam bentuk pernyataan. Kurangnya peran siswa dalam berlatih dan mengolah kemampuan berbicara tersebut. Begitu pula kurangnya peranan guru yang sabar dalam memancing/merangsang siswanya agar bisa berani mengemukakan ide, pikiran, dan pendapatnya.

4.      Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar masih kurang
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan siswa masih kurang, khususnya pada saat pembelajaran bahasa Indonesia, hal ini dikarenakan oleh kurangnya kosakata bahasa Indonesia yang dimiliki anak, kebiasaan siswa menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari masih terbawa ke dalam proses pembelajaran. Selain itu, bahasa gaul atau remaja sering terbawa dalam pembelajaran di kelas. Di dalam proses pembelajaran siswa masih menggunakan alih kode dan campur kode.

2.3 Solusi dalam Mengatasi Permasalahan Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Solusi yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan pembelajaran keterampilan berbicara, yaitu :
1.      Untuk mengatasi masalah siswa yang tidak bersemangat/tidak berminat saat pelajaran bahasa Indonesia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah guru harus meneliti kembali, apa penyebab siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran bahasa Indonesia, apakah karena pembelajaran yang monoton, sehingga anak bosan dan jenuh mengikuti pelajaran. Jika benar itu penyebabnya, maka guru harus memperbaiki diri, mengubah pola pembelajaran yang membosankan tersebut. Guru perlu merancang kembali pembelajaran yang lebih menarik, membangkitkan rasa ingin tahu pada diri anak, mendorong anak menjadi lebih aktif, dan meningkatkan kreativitas anak. Guru juga dapat menggunakan pendekatan tertentu, menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai dengan karakteristik anak. Untuk mendukung hal tersebut guru perlu memperdalam atau menambah pengetahuannya dan memperluas wawasannya baik tentang profesi keguruan maupun tentang pengetahuan lainnya . Untuk meningkatkan minat dan semangat siswa, guru perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Salah satunya dengan realia (model/contoh) dan permainan. Misalnya dalam pembelajaran menanggapi pembacaan penggalan novel, maka guru menunjuk satu siswa sebagai model untuk menarik perhatian siswa lainnya. Setelah siswa selesai maju sebagai model, guru menyampaikan apa yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran selanjutnya. Tetapi dengan cara yang berbeda, yaitu guru menyampaikan langkah-langkah dalam permainan sehingga siswa tahu apa yang akan dilakukan, ketika melanjutkan pembelajaran guru melemparkan bola ke siswa. Siswa yang mendapat bola tersebut akan menyampaikan pendapatnya. Siswa akan bersemangat mengikuti pelajaran dan memiliki rasa deg-degan (bisa menjawab/tidak) sehingga siswa akan berusaha untuk berpikir.

2.      Untuk meningkatkan kepercayaan diri, siswa perlu membuang rasa malu itu. Jangan pernah takut salah. Lebih baik mencoba daripada tidak mencoba. Kuasai materinya dan belajarlah untuk sering berbicara dihadapan orang banyak. Agar siswa terbiasa dan tidak merasa malu jika menyampaikan pendapatnya.

3.      Untuk meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu diberi banyak latihan, misalnya diberi kesempatan bertanya, lebih sering disuruh maju ke depan kelas untuk membaca puisi, bermain drama dan lain-lain. Hal tersebut dimaksudkan melatih mental para siswa agar berani tampil di depan kelas. Kalau mental siswa sudah bagus tinggal membimbing dan membina kemampuan dan keterampilan siswa dalam berbicara. Pada umumnya, keterampilan berbicara seseorang didukung oleh pengetahuan dan wawasan yang ia miliki, terkadang seseorang bingung apa yang harus ia ungkapkan dan bicarakan karena tidak adanya pengetahuan yang ia miliki. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu menambah pengetahuan dan memperluas wawasan sehingga siswa dapat berbicara dengan baik. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk diskusi juga turut membantu melatih latihan siswa untuk mengemukakan pendapatnya, sanggahan, alasan dan argumentasi secara lisan.


4.      Siswa perlu dibiasakan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar saat pembelajaran. Siswa harus lebih banyak membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) untuk mempelajari kosakata bahasa Indonesia agar dapat menggunakan pilihan kata yang tepat. Selain itu untuk melatih kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia, alangkah baiknya bila siswa banyak mendengarkan berita-berita dan pidato-pidato berbahasa Indonesia sehingga telinga anak terbiasa mendengar lafal-lafal yang tepat dalam Bahasa Indonesia.

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama keterampilan berbicara memiliki permasalahan, diantaranya siswa tidak bersemangat atau tidak berminat dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif (tidak aktif), siswa mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia tidak ada niat, tidak ada gairah dan keseriusan. Jika guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan, siswa hanya diam, tidak ada yang menjawab atau merespon guru. Kepercayaan Diri siswa masih kurang disebabkan oleh rasa malu dan takut salah dalam penyampaian suatu ide yang dianggapnya kurang memenuhi target. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran akan membantu guru dalam menarik perhatian dan minat siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan baik. Media pembelajaran disesuaikan kebutuhan dan tujuan pembelajaran.

3.2 Saran

Dalam pembelajaran guru harus memerhatikan siswa. Hal ini dilakukan agar perhatian, minat, dan semangat siswa tetap terjaga. Gunakan metode, pendekatan, dan media pembelajaran sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Setelah kita membahas mengenai pengertian, masalah dan juga solusinya diharapkan kita bisa menerapkan dalam kehidupan agar ke depan kita bisa lebih baik dalam mempelajari bahasa Indonesia.






DAFTAR PUSTAKA


Depdiknas, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Diunduh 5 Mei 2016.